Suharto's Rule in the Perspective of Neo Darwinist Biopolitics for the Period 1965-1971

Artikel ini berusaha membuktikan bahwa perspektif Biopolitis Neo Darwinis dapat digunakan untuk menganalisis pemerintahan Suharto pada periode 1965-1971. Metodologi yang digunakan bersifat kualitatif berupa studi pustaka yang digunakan untuk mendukung penjelasan teoritis baru terhadap suatu fenomena yang diteliti. 

Data yang digunakan diambil melalui berbagai buku, jurnal, dokumen, berita surat kabar, baik yang tersedia offline maupun online. Peneliti berasumsi bahwa berbagai data sekunder tentang pemerintahan Suharto pada periode penelitian cukup banyak tersedia. Untuk menjelaskan kekuasaan Suharto dengan menggunakan teori Biopolitik Neo Darwinis, peneliti mengajukan tiga pertanyaan penelitian. 

• Pertama, bagaimana Soeharto membangun kekuasaan antara tahun 1965 dan 1968 dikaitkan dengan konsep bonding, pembentukan koalisi, dan hierarki dyadic. 
• Kedua, bagaimana upaya Suharto untuk mendominasi politik nasional dikaitkan dengan konsep reproduksi kekuasaan dalam hierarki yang kompleks, dan inclusive fitness (mekanisme kesesuaian yang inklusif). 
• Ketiga, mengapa dominasi Soeharto yang asimetris terhadap berbagai hierarki politik yang ada memungkinkannya menciptakan ketaatan politik yang memungkinkan pemilu 1971 menopang kekuasaannya guna memastikan prediktabilitas spesies (rakyat Indonesia). 

https://www.perlego.com/book/1615816/human-ethology-pdf

Kebaruan dari penelitian adalah bahwa dalam mengembangkan kekuasaannya, Soeharto berbeda dengan Soekarno, yang dalam sudut pandang Biopolitik, Soeharto cenderung menyerap berbagai hierarki kompleks yang ada ke dalam kekuasaannya sedangkan Soekarno cenderung memusatkan kekuasaan dengan fokusnya mengalahkan kekuatan politik yang menentangnya secara frontal. Temuan lainnya, otoritarianisme yang dikembangkan Suharto merupakan pilihan otomatis (default option) dan menyebabkan negara terhindar dari anarki akibat persaingan terus-menerus antar kekuatan politik seperti era Soekarno.

Artikel lengkap silakan dibaca di sini.

This article seeks to prove that the Neo Darwinist Biopolitical perspective can be used to analyze Suharto's rule in the period 1965-1971. The methodology used is qualitative in the form of a literature study which is used to support a new theoretical explanation of a phenomenon under study.

The data used is taken through various books, journals, documents, newspaper news, both available offline and online. Researchers assume that various secondary data on Suharto's rule in the research period are available quite a lot. In order to explain Suharto's power using the Neo Darwinist Biopolitical theory, the researcher asked three research questions.

First, how Suharto built power between 1965 and 1968 is associated with the concept of bonding, coalition formation, and dyadic hierarchy. Second, how Suharto's efforts to dominate national politics are associated with the concept of reproducing power in complex hierarchies, and inclusive fitness mechanisms. Third, why Suharto's asymmetrical dominance of the various political hierarchies that existed allowed him to create a political obedience that allowed the 1971 elections to support his power to ensure the predictability of the species.

The novelty of the article is that in developing his power, Suharto was different from Sukarno, who in the biopolitical point of view, Suharto tended to absorb (absorb) the various complex hierarchies that existed into his power while Sukarno tended to centralize power with the focus was to defeat the political forces that opposed him frontally.

Another finding is that the authoritarianism developed by Suharto was an automatic choice (default option) and caused the state to avoid anarchy due to the continuous competition between political forces such as the Sukarno era.