Ad Code

David Hume dan Epistemologinya

Epistemologi Hume didasarkan atas Empirisme, yaitu bahwa seluruh pengetahuan diturunkan dari pengalaman dan sebab itu, tidak boleh ada yang di luar itu. Bagi Hume, ilmu pengetahuan tentang manusia (science of man) adalah satu-satunya fundasi solid bagi ilmu pengetahuan lainnya.

Ilmu pengetahuan tentang manusia ini harus didasarkan atas pengalaman dan observasi atasnya. Namun, Hume juga disebut sebagai seorang Skeptis, sebab ia menyatakan “tis still certain we cannot go beyong experience; and any hypothesis, that pretends to discover the ultimate original qualities of human nature, ought at firs to be rejected as presumptuous and chimerical.”


David Hume dan Epistemologinya
https://www.chronicle.com/article/david-hume-the-modest-public-intellectual/

Hume meneruskan tradisi Empirisme John Locke. Bagi Locke, “Ide datang dari Sensasi atau Refleksi … Pikiran adalah sebuah Kertas kosong, tanpa Ide. Lalu dari mana isinya … Atas pertanyaan ini saya menjawab, dengan satu kata, dari Pengalaman. Dari Pengalamanlah Pengetahuan kita didirikan.”

Locke, juga Hume, berseberangan dengan Rene Descartes. Descartes menekankan teori Ide Kekal dan Intuisi Rasional. Bagi Descartes, manusia memiliki akal murni (pure reason) sehingga ia dapat melakukan pemahaman atas realitas tanpa harus mengambil Pengalaman sebelumnya. Hume justru sebaliknya, Ide baru muncul setelah Kesan, yaitu saat indera mencerap obyek material di luar pikiran manusia. Apabila manusia berpikir di luar pengalamannya, maka Hume menyebutnya Imajinasi.

Posting Komentar

0 Komentar