Bagi William Ebenstein, konsep kesejahteraan secara alami telah melekat pada konsep negara. Apapun bentuk negaranya, pasti ada kehendak kuat bahwa kesejahteraan dapat dicapat lewat instrumentalitas dari organisasinya, pemerintah.Ebenstein menyatakan, kendati disangkal oleh teoretisi pendukung laissez-faire, masalah kesejahteraan ini bahkan sudah dibahas oleh bapak laissez-faire, Adam Smith tahun 1776, dalam The Wealth of Nations.
Bagi Ebenstein, The Wealth of Nations mengindikasikan konsep ekonomi laissez-faire yang kuat tetapi tidak dogmatis, sebab bagi Smith, catat Ebenstein, upaya menumpuk kesejahteraan adalah tujuan hakiki eksistensi manusia. Dengan demikian bagi Smith, menurut Ebenstein, tugas utama negara ada empat.
![]() |
| Adam Smith - The Father's of Capitalism https://www.nationalgalleries.org/art-and-artists/3787/adam-smith-1723-1790-political-economist |
Pertama, menjamin kebebasan rakyatnya terhadap agresi asing dan perbudakan, kendati untuk itu harus melakukan pengorbanan finansial yang signifikan. Kedua, melindungi setiap anggota masyarakat terhadap ketidakadilan dan opresi yang dilakukan satu anggota terhadap anggota lainnya.
Ketiga, mengadakan dan memelihara berbagai lembaga dan pekerjaan publik, yang diyakini memberi kebaikan bagi masyarakat sebagai keseluruhan, tanpa ada satu atau sekelompok individu yang mengambil keuntungan daripadanya. Bagi Smith, lanjut Ebenstein, negara tidak hanya bertanggung jawab untuk menyediakan aneka infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, ataupun kanan, tetapi juga harus memperhatikan pendidikan rakyat dan sejumlah aspek kesehatan publik. Keempat, kendati menolak intervensi merusak negara terhadap mekanisme harga, negara harus meregulasi harga roti dalam rangka melindungi rakyat terhadap eksploitasi yang tidak adil atas mereka.

https://orcid.org/0000-0002-1420-4288
0 Komentar